Ekonomi di era digital

by
Foto : Syifa Syabila (Prodi Manajemen, Universitas Bangka Belitung)

Oleh : Syifa Syabila (Prodi Manajemen, Universitas Bangka Belitung)

Dalam dua dekade terakhir, dunia telah menyaksikan pergeseran besar dari cara manusia berkerja,  bertraknsaksi, dan berintraksi. Era digital telah membawa perubahan yang begitu signifikan, mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, baik di tingkat inividu, perusahaan, maupun negara. Ekonomi digital bukan lagi sekedar trend, melainkan kebutuhan utama untuk keberlanjutan ekonomi di  era modern. Dengan kemajuan ekonomi digital yang didorong oleh pertumbuhan e-commerce, cara berbisnis menjadi lebih efisien. Transaksi jual beli tidak lagi terbatas oleh  ruang dan waktu.

Salah satu dampak positif paling nyata dari ekonomi digital adalah munculnya berbagai peluang baru, khususnya bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Platfrom digital memberikan panggung yang setara bagi UMKM untuk bersaing dengan perusahaan besar. Mereka tidak harus memiliki toko fisik atau modal besar untuk memulai usaha cukup dengan koneksi internet dan kreatifitas. Menurut beberapa proyeksi, potensi ekonomi digital di Indonesia sangat besar, dapat mencapai nilai lebih dari USD 130 miliar pada tahun 2025.

Namun, dibelakang hal positif tersebut, era digital juga membawa tantangan yang tidak bisa diabaikan. Salah satunya adalah kesenjangan digital. Tidak semua wilayah di Indonesia memiliki akses internet yang memadai, dan tidak semua masyrakat memiliki akses digital yang cukup. Hal ini dapat memperlebar jurang ekonomi antara masyarakat perkotaan dan pedesaan. Selain itu, dengan kehadiran platfrom digital sering kali mendominasi pasar, dan menciptakan ekosistem yang monopilistik. Hal ini bisa merugikan pelaku usaha lokal yang kesulitan bersaing dengan pelaku usaha dalam skala besar. Belum lagi masalah keamanan data dan privasi yang terus menjadi sorotan di Tengah meningkatnya penggunaan teknologi digital.

Untuk itu, Pemerintah dan pemangku kebiajakan perlu memainkan peran penting dalam membangun infastruktur digital yang merata dan inklusif. Selain itu, diperlukan kebiajakan yang mendukung inovasi, namun tetap mengatur agar ekosistem digital tumbuh secara sehat dan berkenaljutan. Di sisi lain masyrakat juga perlu proaktif meningkatkan literasi digital agar tidak menjadi korban disrupsi, melainkan bagian  dari pelaku perubahan. Kemudian infestasi pada infrastruktur digital, pendidikan teknologi , serta regulasi yang adil dan adaptif menjadi kunci utama agar semua lapisan masyrakat dapat merasakan manfaat dari transformasi ini.

Pada akhirnya, ekonomi di era digital adalah pedang bermata dua. Disatu sisi, ia membuka jalan menuju pertumbuhan dan inovasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun disisi lain, jika tidak dikelola dengan bijak, ia juga bisa menciptakan ketimpangan baru. Maka, tantangan kita sekarang bukan hanya beradaptasi dengan perubahan, tetapi memastikan bahhwa perubahan itu, membawa manfaat bagi semua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.