Dilema Generasi Muda: Pergi atau Berjuang untuk Indonesia?

by
Foto : Angelita Natalia (Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Universitas Bangka Belitung)

Oleh : Angelita Natalia (Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Universitas Bangka Belitung)

Belakangan ini, media sosial diramaikan oleh dua tagar yang menyita perhatian: #KaburAjaDulu dan #IndonesiaGelap. Di balik kedua tagar itu, tersimpan keresahan yang cukup dalam dari banyak anak muda Indonesia. Keresahan yang tidak hanya soal tren, tetapi mencerminkan realitas yang sedang mereka hadapi: ketidakpastian, keterbatasan ruang tumbuh, dan tantangan dalam memperjuangkan masa depan di tanah sendiri.

#KaburAjaDulu: ketika bertahan bukan pilihan mudah

Banyak generasi muda yang kini mulai memikirkan untuk mencari peluang di luar negeri, bukan semata karena tergoda kenyamanan, tetapi karena merasa tidak cukup ruang untuk berkembang di dalam negeri. Biaya hidup yang tinggi, akses pendidikan yang tidak merata, dan lapangan kerja yang kompetitif tapi tidak selalu adil, menjadi pemicu utama.

Namun, keputusan untuk pergi bukan berarti tidak mencintai tanah air. Justru sebaliknya, itu lahir dari kekecewaan dan rasa sayang yang mendalam karena mereka berharap bisa tumbuh di negeri sendiri, tapi merasa sistem belum memberi ruang yang cukup.

#IndonesiaGelap: saat demokrasi dirasa menjauh

Di sisi lain, gerakan #IndonesiaGelap menyoroti sisi lain dari kegelisahan itu yakni soal demokrasi dan kebebasan berekspresi. Banyak mahasiswa kembali turun ke jalan, membawa suara dan aspirasi yang selama ini terasa tidak terdengar. Keresahan muncul ketika kritik dibatasi, partisipasi publik mengecil, dan perbedaan pandangan seolah tidak lagi dirayakan.

Bukan soal menolak negara, tapi justru ingin mengingatkan bahwa demokrasi sejati membutuhkan ruang yang sehat untuk bertumbuhnya suara-suara berbeda. Ketika mahasiswa bersuara, yang mereka cari bukan sekadar panggung, tapi harapan akan perubahan.

Pergi atau bertahan: pilihan yang sama-sama berat
Di titik ini, banyak anak muda dihadapkan pada dilema: pergi demi masa depan yang lebih jelas, atau bertahan dan berjuang, meski jalannya tidak selalu mudah. Keduanya adalah pilihan yang sah dan valid, tergantung pada konteks dan kapasitas masing-masing. Namun, satu hal yang perlu diingat: energi, semangat, dan idealisme anak muda adalah aset penting bangsa. Dan jika itu terus hilang, bukan hanya individu yang rugi, tapi juga Indonesia secara keseluruhan.

Harapan dan langkah ke depan
Kita tidak bisa menutup mata dari tantangan yang ada. Tapi kita juga tidak boleh kehilangan harapan. Beberapa langkah yang perlu diperjuangkan bersama antara lain:

  • Membuka akses pendidikan dan pekerjaan yang adil dan merata.
  • Membangun budaya politik yang terbuka terhadap kritik dan aspirasi rakyat.
  • Menjaga kebebasan berekspresi sebagai pilar demokrasi.
  • Mendorong kepemimpinan yang berpihak pada generasi masa depan.

Menjadi muda berarti punya pilihan, tapi juga punya tanggung jawab. Dan mungkin, daripada bertanya siapa yang akan menyelamatkan negeri ini, kita bisa mulai bertanya: apa yang bisa kita lakukan, hari ini?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.