Pangkalpinang – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan daerah dengan meningkatkan kompetensi para petani melalui kegiatan capacity building dan benchmarking ke Provinsi Jawa Timur pada 14–15 Oktober 2025.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rommy S. Tamawiwy, di Pangkalpinang, Selasa, mengatakan kegiatan ini diikuti oleh 15 petani dari berbagai komoditas penyumbang inflasi daerah, seperti padi, cabai, dan bawang merah.
“Petani memiliki peran sangat krusial dalam menjaga ketersediaan pangan masyarakat. Karena itu, BI tidak hanya berfokus pada pengendalian inflasi secara makro, tetapi juga peningkatan kapasitas petani secara langsung di lapangan,” ujarnya.
Rommy menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya BI dalam menjaga inflasi daerah agar tetap berada dalam rentang sasaran nasional 2,5±1 persen. Selain melalui High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), operasi pasar murah, dan fasilitasi distribusi pangan, BI juga memperkuat kemampuan teknis petani agar lebih produktif dan efisien.
Dalam kegiatan tersebut, para petani Bangka Belitung mengunjungi sejumlah kelompok tani unggulan di Jawa Timur, di antaranya:
- Kelompok Tani Sumber Makmur di Desa Miru, Kecamatan Sekaran, yang memperkenalkan sistem pertanian padi berbasis Internet of Things (IoT) untuk pemantauan kelembapan tanah, suhu, serta udara secara realtime. Sistem ini dikombinasikan dengan drip irrigation otomatis serta penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
- Kelompok Tani Harum Tani di Desa Sukoharjo, Kecamatan Bancar, yang memberikan pelatihan lengkap tentang budidaya cabai mulai dari pembibitan hingga pemasaran hasil panen.
- Kelompok Tani Luru Luhur di Desa Sukorejo, yang berbagi praktik budidaya bawang merah dengan teknologi pengendalian hama menggunakan lampu UV dan perangkap kuning, serta penerapan lean farming untuk efisiensi biaya hingga 40 persen dan pemanfaatan kompos organik sebagai bagian dari pertanian berkelanjutan.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap para petani Bangka Belitung dapat menerapkan ilmu yang diperoleh untuk menciptakan ekosistem pertanian yang tangguh, efisien, dan ramah lingkungan,” kata Rommy.
Ia menambahkan, capacity building dan benchmarking ini diharapkan tidak hanya meningkatkan hasil produksi, tetapi juga mendukung terwujudnya ketahanan pangan yang berkelanjutan di Bangka Belitung.







