Pangkalpinang, Demokrasibabel.com — Wali Kota Pangkalpinang Prof. Saparudin bersama Wakil Wali Kota Dessy Ayutrisna memulai program kerja 100 hari pertama dengan menggelar gotong royong bersama seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Pangkalpinang, Jumat (17/10/2025).
Kegiatan yang berlangsung di halaman Kantor Wali Kota tersebut menjadi langkah awal pemerintahan Saparudin–Dessy dalam menanamkan budaya bersih dan peduli lingkungan di kalangan ASN.
“Program 100 hari kami dimulai dari rumah sendiri, dari lingkungan kerja Pemkot. Seluruh OPD, kelurahan, dan kecamatan kami ajak membersihkan kantornya masing-masing. Ini akan rutin kita lakukan,” ujar Wali Kota Saparudin.
Ia menjelaskan, kegiatan gotong royong ini juga merupakan bagian dari antisipasi menghadapi musim hujan. Pemkot akan menurunkan alat berat untuk membersihkan saluran air, sungai, dan selokan agar tidak terjadi penyumbatan yang berpotensi menimbulkan banjir.

Selain itu, pemerintah daerah berencana menambah armada pengangkut sampah serta menerapkan sistem pengambilan sampah dua kali sehari — pagi dan sore — untuk menjaga kebersihan kota.
“Kalau pagi-pagi lihat sampah di jalan, rasanya tidak enak. Jadi nanti sampah diambil dua kali sehari. Armada kita akan ditambah agar kota tetap bersih,” tambahnya.
Dalam jangka menengah, Pemkot juga mengusulkan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R di setiap kecamatan dengan kapasitas 20 ton per hari.
“Kalau tujuh TPST ini berjalan, 70 persen sampah bisa diolah kembali. Jadi TPA tidak akan penuh lagi,” jelas Saparudin.
Sampah plastik nantinya akan diolah menjadi bahan bangunan seperti konblok, sementara sampah organik akan dijadikan pakan ternak dan pupuk kompos.
Di sisi lain, Pemkot juga menyiapkan kebijakan relaksasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

“Saat ini baru 40 persen warga yang memiliki PBB. Jadi bukan menaikkan tarif, tapi mengoptimalkan yang 60 persen belum terdaftar,” katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Dessy Ayutrisna menyebut kegiatan gotong royong menjadi simbol kekompakan ASN di awal masa kepemimpinan mereka.
“Gotong royong ini bukan sekadar bersih-bersih, tapi membangun kebersamaan di antara pegawai pemerintah. Dari sinilah kami mulai menyatukan langkah,” ujarnya.






