Peran Akuntansi Lingkungan dalam Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang di Bangka Belitung

by
Foto : Nindia Gusviansyah (Mahasiswa Jurus Akuntansi, Universitas Bangka Belitung)

Oleh : Nindia Gusviansyah (Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Universitas Bangka Belitung)

Provinsi Bangka Belitung, yang merupakan salah satu daerah penghasil timah terbesar di Indonesia, perlu menjaga lingkungan karena kegiatan pertambangan yang luas. Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2022, area bekas penambangan di Bangka Belitung mencapai sekitar 7.000 hektar, yang berada di sejumlah lokasi penambangan aktif dan non-aktif. Tanah ini sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan seperti erosi, pencemaran air, dan penurunan kesuburan tanah, yang berarti memerlukan rehabilitasi yang serius.

Rehabilitasi lokasi pasca-penambangan adalah tindakan yang perlu diambil untuk mengembalikan fungsi ekologi dan produktivitas suatu daerah. Namun, ini bukan hanya usaha teknis, tetapi rehabilitasi tanah juga perlu memperhatikan para penjaga lingkungan terkait anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan tersebut dengan cara yang transparan dan akuntabel. Di sinilah kontribusi akuntansi lingkungan berperan. Akuntansi lingkungan adalah cara pencatatan, pengukuran, dan pelaporan aktivitas ekonomi yang memiliki dampak lingkungan, termasuk biaya rehabilitasi.

Beberapa perusahaan pertambangan di wilayah Bangka Belitung telah mulai mengadopsi akuntansi lingkungan untuk mendukung kegiatan reklamasi dan rehabilitasi. Menurut laporan tahunan salah satu perusahaan pertambangan besar di wilayah tersebut pada tahun 2023, perusahaan mengalokasikan dana sebesar Rp 150 miliar khusus untuk rehabilitasi lahan pasca tambang. Dana tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan mulai dari re-vegetasi pohon dan tanaman penutup untuk tanah, pengelolaan limbah, serta pemantauan dan pelaporan dampak lingkungan.

Pelaksanaan akuntansi lingkungan memungkinkan perusahaan untuk mencatat secara rinci semua pengeluaran yang terkait dengan kegiatan tersebut dan menyajikannya dalam laporan keuangan terpisah. Ini berguna karena, dalam banyak kasus, biaya lingkungan cenderung menjadi biaya tidak langsung, dan ini diabaikan dalam perhitungan ekonomi perusahaan. Karena praktik-praktik ini, sistem manajemen lingkungan diperkuat, disertai kemampuan perusahaan untuk secara akurat menghitung biaya internalisasi dampak lingkungan yang meningkatkan keputusan investasi dan operasional perusahaan dalam memastikan keberlanjutannya.

Contohnya, proses reklamasi di Bangka Belitung biasanya melibatkan pengembalian topsoil dan penanaman tanaman lokal yang ramah lingkungan seperti meranti dan jati, serta pembentukan topografi lahan yang mendukung keberlanjutan ekosistem. Data dari Dinas Lingkungan Hidup Bangka Belitung pada tahun 2022 menunjukkan bahwa dari total 7.000 hektar lahan bekas tambang, sekitar 3.500 hektar telah berhasil direhabilitasi, dengan keberhasilan revegetasi mencapai 85%. Hal ini menunjukan progres positif dalam upaya pemulihan lingkungan.

Lebih lanjut, Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca Tambang mengharuskan setiap perusahaan tambang menyediakan jaminan reklamasi dalam bentuk dana dan laporan yang dapat diaudit. Akuntansi lingkungan berperan memastikan transparansi penggunaan dana tersebut dan keberhasilan pelaksanaan reklamasi dapat dipertanggungjawabkan kepada publik dan pemerintah.

Sebagai seorang siswa yang peduli dengan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, saya menyadari bahwa penerapan akuntansi lingkungan dalam rehabilitasi lokasi pertambangan sangat penting, tidak hanya sebagai alat pengendalian keuangan tetapi juga sebagai pendorong praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial dan ekologis. Dengan adanya transparansi laporan, publik dan pemangku kepentingan lainnya dapat lebih yakin bahwa upaya untuk memulihkan lingkungan adalah efektif dan bahwa dana yang disalurkan benar-benar digunakan dengan tepat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.