Oleh : Siti Nurannisa (Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Universitas Bangka Belitung)
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah lama menjadi tulang punggung ekonomi di Provinsi Bangka Belitung. Pembaruan terbaru dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bangka Belitung pada tahun 2023 menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 120.000 unit UMKM di seluruh kabupaten dan kota, termasuk sektor kuliner, kerajinan tangan, pertanian, dan jasa. Kontribusi UMKM terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) provinsi ini cukup signifikan, yaitu sekitar 60%, dengan lebih dari 70% dari total tenaga kerja terserap di daerah ini.
Meskipun terdapat tantangan signifikan dalam ekonomi regional, sebagian besar UMKM di Bangka Belitung masih menghadapi tantangan fundamental dalam proses pengelolaan keuangan. Survei oleh Bank Indonesia Perwakilan Bangka Belitung yang dilakukan pada tahun 2022 menunjukkan bahwa sekitar 70% usaha kecil dan menengah melaporkan belum mempertimbangkan untuk menerapkan sistem pembukuan formal. Masalah utama yang dihadapi meliputi: (1) buruknya penangkapan transaksi secara sistematis dan kecenderungan mencampurkan keuangan pribadi dengan keuangan bisnis; (2) ketidakmampuan untuk menghitung biaya produksi suatu produk dengan akurat; (3) ketidakmampuan untuk menghasilkan laporan keuangan dasar; dan (4) kurangnya pengetahuan yang signifikan mengenai perpajakan.
Ini jelas merupakan kondisi yang merugikan yang dapat membahayakan operasional bisnis. Banyak bisnis di bawah kategori usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kesulitan mengelola arus kas mereka dan, oleh karena itu, sering mengalami masalah likuiditas. Kurangnya pembukuan yang baik juga menjadi tantangan untuk mengevaluasi kinerja bisnis, membuat keputusan strategis, atau bahkan memperoleh pembiayaan dari lembaga keuangan. Sesuai dengan data yang dibagikan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) daerah Bangka Belitung, hanya sekitar 15% usaha kecil dan menengah yang mampu mengamankan pinjaman bank, kebanyakan dari mereka karena ketidakcukupan laporan keuangan yang memenuhi kriteria bank.
Ini adalah di mana tingkat pengangguran akuntan menjadi sangat penting. Penerapan sistem akuntansi yang sederhana tetapi berguna dapat menyelesaikan sebagian besar masalah akuntansi yang dihadapi UMKM. Pembukuan yang cukup dasar seperti buku kas, buku inventaris, dan buku pembukuan utang dan piutang sudah cukup untuk memberikan gambaran kasar tentang keuangan bisnis. Pembukuan yang hati-hati akan memungkinkan operator UMKM untuk mengelola arus kas, laba dan rugi, serta status keuangan bisnis mereka dengan efisien.
Beberapa manfaat konkret yang dapat diperoleh UMKM dengan menerapkan sistem akuntansi antara lain:
1. Kemampuan melakukan analisis break even point untuk menentukan titik impas usaha
2. Kemudahan dalam menghitung harga pokok produksi secara akurat
3. Kemampuan menyusun proyeksi keuangan untuk pengembangan usaha
4. Peningkatan kredibilitas usaha di mata lembaga keuangan dan investor
5. Pemenuhan kewajiban perpajakan secara lebih tertib dan terencana
Bukti nyata manfaat akuntansi bagi UMKM dapat dilihat dari beberapa studi kasus di Bangka Belitung. Salah satunya adalah UMKM kerajinan timah “Bangka Craft” di Pangkalpinang yang berhasil meningkatkan omzetnya sebesar 25% dalam waktu enam bulan setelah menerapkan pembukuan dasar. Pemilik usaha mengaku bahwa dengan pencatatan yang baik, mereka dapat mengetahui produk-produk yang paling menguntungkan, mengontrol biaya operasional, serta merencanakan ekspansi usaha dengan lebih tepat (Dinas Perindustrian Bangka Belitung, 2023).
Untuk mengoptimalkan peran akuntansi dalam pengembangan UKM di Bangka Belitung, kerjasama antara berbagai pemangku kepentingan sangat diperlukan. Pemerintah lokal dapat menyelenggarakan pelatihan akuntansi dasar secara berkala melalui dinas yang relevan. Institusi pendidikan seperti universitas dan politeknik dapat memberikan pelatihan praktik dengan pendampingan yang sesuai. Sementara itu, lembaga perbankan dan keuangan dapat memberikan insentif kepada UKM yang telah menerapkan sistem akuntansi yang baik.dapat dilakukan antara lain:
1. Penyusunan modul akuntansi sederhana yang disesuaikan dengan karakteristik UMKM di Bangka Belitung
2. Pelatihan berjenjang mulai dari tingkat dasar hingga lanjutan
3. Pendampingan intensif oleh mahasiswa akuntansi melalui program KKN tematik
4. Penyediaan software akuntansi sederhana yang user friendly
5. Pemberian penghargaan bagi UMKM dengan sistem akuntansi terbaik
Semoga dengan melakukan berbagai upaya ini, UMKM di Bangka Belitung tidak hanya dapat mengatasi permasalahan keuangan yang berkaitan dengan hal-hal dasar tersebut, namun juga mampu meningkatkan kinerja bisnis mereka secara signifikan. Akuntansi yang baik nantinya akan menjadi landasan yang sangat kuat untuk terus melakukan pengembangan usaha, meningkatkan daya saing, dan menjaga agar bisnis mereka terus berlangsung. Di akhir, semua masalah dan upaya tersebut dapat membawa manfaat yang nyata dan signifikan terhadap penguatan ekonomi daerah serta kesejahteraan masyarakat Bangka Belitung secara keseluruhan.