Oleh : Fadillah (Mahasiswa Jurusan Manajemen, Universitas Bangka Belitung)
Dalam beberapa tahun terakhir, toko-toko konvensional di Bangka Belitung seperti toko baju, toko peralatan rumah tangga dan toko perlengkapan sehari-hari mulai sepi pengunjung. Sebagian besar toko ini kini hanya terlihat ramai saat momen besar seperti Lebaran, itu pun tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Hal ini bukan tanpa sebab masyarakat kini lebih nyaman berbelanja lewat marketplace online seperti Shopee, Tokopedia, dan TikTok Shop karena lebih praktis, hemat waktu dan banyak promo yang membuat harganya lebih murah.
Menurut wawancara lapangan yang dimuat oleh Babelpos, pedagang di Bangka Trade Center (BTC) Pangkalpinang mengeluhkan penurunan omzet sejak tahun 2021. Beberapa di antaranya bahkan tidak melakukan penjualan sama sekali dalam satu hari.
“Sekarang pembeli lebih banyak lihat-lihat di toko, tapi belanjanya online. Harga di online bisa jauh lebih murah, kadang beda Rp20–30 ribu,” ujar salah satu pemilik toko fashion lokal.
Kondisi ini makin terasa di kota-kota kecil seperti Sungailiat, di mana toko offline seperti toko baju sepi pembeli dan pengunjung.
Hal ini bukan hanya sekedar tren saja, masyarakat termasuk di Bangka Belitung lebih memilih berbelanja online di karenakan beberapa sebab yakni: Dengan marketplace masyarakat bisa berbelanja dari mana saja cukup membuka aplikasi, pilih barang, bayar dan tinggal tunggu dirumah tidak perlu keluar rumah pilihan barang juga jauh lebih banyak dan bervariasi selain itu, sudah ada fitur komentar dan ulasan yang membuat masyarakat lebih makin merasa aman saat berbelanja yang menjadikan salah satu faktor kepercayaan terbesar dan terakhir harga lebih murah dan banyak promo ini jelas menguntungkan terutama untuk konsumen yang berhemat ditambah lagi sekarang ada gratis ongkir sampai daerah.
Lalu, bagaimana dengan toko konvensional yang masih belum terjun ke marketplace. Adakah strategi manajemen yang dapat membantu hal ini agar toko konvensional tetap bisa bertahan dan berkembang?
Tentu bisa, untuk tetap relevan dan bertahan, toko-toko konvensional perlu mulai menerapkan strategi manajemen modern atau bisnis digital berikut:
1. Digitalisasi Bisnis
Mulai dari hal kecil seperti membuat akun media sosial, mendaftarkan toko di marketplace, hingga membuka layanan chat order via WhatsApp bisa jadi langkah awal digitalisasi.
2. Omnichannel: Gabungkan Online dan Offline
Daripada memilih salah satu, toko bisa hadir di dua dunia sekaligus. Misalnya, promosi lewat Instagram tapi pembeli bisa ambil langsung di toko (COD atau pick-up). Ini memberi kenyamanan bagi semua jenis pelanggan.
3. Promosi lewat Sosial Media dengan Konsisten
Meski toko kecil, aktif di media sosial seperti Instagram, Facebook, atau TikTok bisa jadi senjata utama. Cukup dengan konten ringan seperti “stok baru hari ini”, atau “harga spesial minggu ini”, toko bisa tetap eksis di mata pelanggan.
4. Live Selling atau Video Promosi
Ikuti tren live shopping. Toko bisa sesekali melakukan siaran langsung di TikTok atau Instagram untuk memperkenalkan produk sambil memberikan promo langsung. Ini bisa menarik perhatian dan meningkatkan engagement.
5. Jalin Kolaborasi dengan UMKM atau Influencer Lokal
Toko bisa bekerjasama dengan UMKM lokal lain atau micro influencer di Babel untuk promosi bareng. Ini meningkatkan jangkauan audiens secara organik dan menciptakan komunitas pelanggan yang loyal.
Dengan begitu, sepinya toko konvensional bukan akhir dari segalanya. Ini saatnya pelaku usaha di Bangka Belitung melakukan adaptasi lewat strategi manajemen yang relevan. Dengan memanfaatkan teknologi, memperkuat relasi pelanggan, dan mengelola stok dengan baik, toko-toko lokal masih punya peluang besar untuk bangkit di tengah gempuran era digital.