Oleh: Selvia Damayana Siregar (Mahasiswi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Akuntansi, Universitas Bangka Belitung)
Selama bertahun-tahun, Bangka Belitung bergantung pada pertambangan timah untuk menggerakkan ekonominya. Namun, saat cadangan timah semakin menipis dan dampak lingkungan semakin nyata, provinsi ini menghadapi krisis ekonomi yang parah. Pengangguran, penurunan daya beli masyarakat, dan ketidakpastian ekonomi semuanya disebabkan oleh penurunan aktivitas penambangan. Bangka Belitung harus mencari solusi kreatif yang tidak hanya mengatasi krisis saat ini tetapi juga membuka peluang baru untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan.
Pertama, diversifikasi ekonomi harus diprioritaskan. Dengan keindahan pantai dan kekayaan budaya seperti rumah adat dan makanan lokal, pariwisata memiliki potensi besar untuk menjadi tulang punggung ekonomi. Pemerintah daerah dapat berinvestasi dalam mendorong wisata berkelanjutan, seperti ekowisata di bekas lahan tambang yang direklamasi, dan memperbaiki infrastruktur pendukung seperti transportasi dan penginapan. Salah satu contohnya adalah pembangunan geopark yang didasarkan pada sisa-sisa tambang; ini memiliki kemampuan untuk menarik wisatawan dan memberi tahu orang tentang sejarah timah.
Kedua, diperlukan peningkatan dukungan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dilatih untuk mengembangkan bisnis di bidang lain seperti pengolahan hasil laut, kerajinan tangan, atau produk makanan khas dapat membantu banyak masyarakat lokal yang kehilangan pekerjaan karena penurunan aktivitas tambang. Bisnis kecil dan menengah (UMKM) akan berkembang dan menciptakan lapangan kerja baru melalui program pelatihan kewirausahaan dan akses permodalan yang mudah.
Ketiga, sektor perikanan dan kelautan harus diprioritaskan. Bangka Belitung memiliki potensi perikanan yang luar biasa dan garis pantai yang luas. Pelabuhan perikanan modern, pengolahan hasil laut, dan budidaya ikan dapat menghasilkan pendapatan baru. Untuk menjaga keberlanjutan sumber daya laut, pemerintah juga dapat mendorong penangkapan ikan yang ramah lingkungan.
Namun, solusi-solusi ini tidak akan berhasil tanpa pemerintah yang kuat dan partisipasi masyarakat. Dibutuhkan kolaborasi antara undang-undang yang mendukung investasi di sektor non-tambang, pendidikan yang meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dan kampanye sadar lingkungan.
Krisis ekonomi setelah penambangan bukan hanya tantangan yang signifikan, tetapi juga peluang bagi Bangka Belitung untuk membangun ekonomi yang lebih beragam, terintegrasi, dan tahan banting. Masa depan Bangka Belitung bisa jauh lebih cerah jika kita melakukan langkah yang tepat. Kita bisa melampaui bayang-bayang timah yang kini mulai pudar.