Tradisi Marapulai Basuntiang di Indropuro Pesisir Selatan

by

Oleh : Muhammad Iqbal

Jurusan : Sastra Minangkabau Universitas Andalas

Tradisi Marapulai Basuntiang di Indropuro Pesisir Selatan: Sejarah, Makna, dan Perubahan

Indropuro Pesisir Selatan, sebuah wilayah yang terkenal dengan tradisi budaya yang kaya dan unik. Salah satu tradisi yang paling menarik dan berbeda adalah tradisi Marapulai Basuntiang. Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah, makna, dan perubahan yang terjadi dalam tradisi ini.

Sejarah Tradisi Marapulai Basuntiang

Tradisi Marapulai Basuntiang berasal dari perperangan memperebutkan wilayah yang terjadi di Nagari Indropuro. Perperangan ini memperebutkan wilayah antara kerajaan Maja Pahit yang dipimpin oleh Adityawarman dan masyarakat Indropuro. Masyarakat Indropuro menyambut penyerangan tersebut dengan tarian yang ditarikan oleh anak daro. Salah satu anak daro yang menari menarik perhatian Adityawarman, sehingga ia suka dengan anak tersebut. Dalam bentuk penghargaan, Adityawarman memberikan suntiang kepada anak daro tersebut. Suntiang yang diberikan ini menjadi simbol kebanggaan masyarakat Indropuro sebagai pengganti mahkota seorang Raja. Masyarakat Indropuro kemudian menjuluki diri mereka sebagai Nagari Barajo.

Makna dan Nilai Tradisi Marapulai Basuntiang

Tradisi Marapulai Basuntiang memiliki makna dan nilai yang sangat penting bagi masyarakat Indropuro. Suntiang yang digunakan oleh Marapulai (pengantin laki-laki) pada saat upacara perkawinan menandakan bahwa mereka akan memulai babak baru dalam kehidupan mereka. Suntiang yang besar dan berat menandakan bahwa Marapulai telah memiliki tanggung jawab yang besar sebagai suami. Selain itu, suntiang juga menjadi simbol kebanggaan masyarakat Indropuro sebagai pengganti mahkota seorang Raja. Dengan demikian, tradisi ini menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Indropuro.

Perubahan dalam Tradisi Marapulai Basuntiang

Walaupun tradisi Marapulai Basuntiang memiliki makna dan nilai yang penting, namun perubahan telah terjadi dalam melaksanakan tradisi ini. Dahulu, suntiang berasal dari kerajaan, tetapi sekarang tidak lagi. Kurangnya keingintahuan generasi muda terhadap tradisi ini juga menjadi perubahan yang signifikan. Dengan demikian, tradisi ini mulai terkikis oleh perkembangan zaman. Namun, upaya untuk menjaga kearifan lokal dengan membudayakan tradisi ini masih dilakukan oleh masyarakat Indropuro.

Penggunaan Suntiang dalam Tradisi Marapulai Basuntiang

Penggunaan suntiang dalam tradisi Marapulai Basuntiang memiliki beberapa aspek yang penting. Suntiang digunakan sebagai hiasan kepala oleh Marapulai pada saat upacara perkawinan. Suntiang yang digunakan ini berat dan besar, menandakan bahwa Marapulai telah memiliki tanggung jawab yang besar sebagai suami. Selain itu, suntiang juga digunakan sebagai simbol kebanggaan masyarakat Indropuro sebagai pengganti mahkota seorang Raja. Dengan demikian, suntiang menjadi bagian integral dari tradisi Marapulai Basuntiang.

Kesimpulan

Tradisi Marapulai Basuntiang di Indropuro Pesisir Selatan memiliki sejarah yang unik dan makna yang penting. Suntiang yang digunakan dalam tradisi ini menjadi simbol kebanggaan masyarakat Indropuro sebagai pengganti mahkota seorang Raja. Namun, perubahan telah terjadi dalam melaksanakan tradisi ini, dengan kurangnya keingintahuan generasi muda terhadap tradisi ini. Dengan demikian, upaya untuk menjaga kearifan lokal dengan membudayakan tradisi ini masih diperlukan agar tradisi ini tetap terjaga.

Dalam kesimpulan, tradisi Marapulai Basuntiang memiliki peran penting dalam budaya masyarakat Indropuro. Dengan menjaga tradisi ini, masyarakat Indropuro dapat mempertahankan identitas budaya mereka dan mengembangkan kearifan lokal. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengembangkan tradisi ini dan menjaga kearifan lokal agar tradisi ini tetap terjaga dan menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Indropuro.Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap tradisi ini, perlu dilakukan upaya untuk mengembangkan program-program pendidikan yang fokus pada budaya dan tradisi masyarakat Indropuro. Selain itu, perlu juga dilakukan upaya untuk mengembangkan infrastruktur yang mendukung pengembangan budaya dan tradisi masyarakat Indropuro. Dengan demikian, tradisi Marapulai Basuntiang dapat tetap terjaga dan menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Indropuro.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.