PANGKALAN BARU, DEMOKRASIBABEL.COM – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ditengarai akan meningkat setiap 2 tahun sekali.
Jumlah ini dilihat dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangka Tengah dari tahun ke tahun, dan tahun ini diperkirakan akan kembali meningkat drastis. Per 20 September 2022 saja, kasus telah mencapai 195 kasus dengan 6 kasus kematian.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinkes Bangka Tengah, M. Anas Ma’ruf, saat membuka acara Pertemuan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengendalian Penyakit DBD, Jumat (30/09/2022), di Grand Vella Hotel, Pangkalan Baru.
“Penyebaran DBD terkait erat dengan kepadatan penduduk, mobilitas, pengetahuan, sikap, perilaku, peran serta masyarakat, serta kondisi iklim. Faktor lain yang mungkin turut mempengaruhi antara lain permasalahan pengelolaan lingkungan yang kurang baik sehingga menyebabkan tingginya habitat perkembangbiakan nyamuk penular DBD,” jelasnya.
Dilanjutkan Anas, upaya peningkatan pemberdayaan dan peran serta masyarakat masih menjadi strategi prioritas dalam upaya pencegahan dan pengendalian DBD. Atas dasar hal itu, Kementerian Kesehatan telah meluncurkan Gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dalam rangka optimalisasi pembudayaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
“Gerakan Satu Rumah Satu Juru Jumantik merupakan optimalisasi pembudayaan PSN 3M Plus di masyarakat sehingga dapat terwujudnya individu dan masyarakat yang mandiri dalam mencegah dan melindungi diri dari penularan DBD,” ujar Anas.
Anas juga mengharapkan bahwa permasalahan pencegahan dan pengendalian DBD ini akan bisa diatasi bersama dengan melakukan koordinasi dan integrasi berbagai kegiatan program serta peningkatan kerja sama lintas sektor sehingga dapat meminimalisir peluang terjadinya penularan dan KLB (Kejadian Luar Biasa) DBD di masyarakat.
Pertemuan ini mengundang beberapa sektor terkait penanganan DBD, seperti Sekretaris DPRD Bangka Tengah (Bateng), Dinas Pendidikan, Dinsos-PMD, Diskominfosta, Dinas Perikanan, Dinas Pertanian, juga para Camat dan Kepala Puskesmas se-Bateng, perwakilan Kantor Kemenag Bateng, perwakilan RS negeri dan swasta di Bateng. Diundang juga 22 Kepala Desa/Lurah yang merupakan daerah sasaran yang saat ini sedang/pernah mengalami kasus DBD.
Narasumber yang dihadirkan adalah Evalusi, S.K.M. selaku Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tentang Kebijakan Dengue, drg. M. Anas Ma’ruf selaku Kepala Dinkes Bateng tentang Pengendalian DBD Berorientasi Pemberdayaan Masyarakat, Mukhrim, S.K.M. selaku Kepala Bidang P2P Dinkes Bateng tentang Peran Desa dalam Pengendalian Dengue dan Peran Jumantik Cilik dalam Mewujudkan Sekolah Bebas Jentik, juga Fitri Yunita, S.K.M. selaku Pengelola Program tentang Peran Promosi Kesehatan dalam Pengendalian Dengue.
Dilansir dari laman resmi Kemenkes RI, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) saat ini sudah diperbarui menjadi PSN 3M Plus. Jika 3M awal adalah 1) Menguras bak air; 2) Menutup tempat-tempat yang digunakan untuk menampung air; dan 3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
Kini, PSN 3M Plus, tambahan ‘Plus’nya adalah segala bentuk kegiatan pencegahan tambahan seperti 1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3) Menggunakan kelambu saat tidur; 4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; 5) Menanam tanaman pengusir nyamuk, 6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; dan 7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.* Sumber: Diskominfosta Bangka Tengah
Penulis: Asti Pradiajayanti
Editor: Kumala Sari Dewi
Fotografer: Rini Martini