Belitung, Demokrasibabel.com – Berdasarkan data BPS per bulan September 2022, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat mengalami inflasi sebesar 0,80% (mtm), jauh lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,17% (mtm).
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Agus Taufik, mengataka tekanan inflasi Babel pada bulan September 2022 tertahan akibat deflasi kelompok _Volatile Food_ (VF) sebesar 0,50% (mtm). Operasi pasar memainkan peran yang cukup penting terhadap penekanan laju inflasi di Babel.
“Untuk itu, sinergi antara Bank Indonesia Babel dengan Pemerintah Daerah melalui Disperindag Provinsi semakin diperkuat melalui pelaksanaan operasi pasar di Kabupaten Belitung pada hari Rabu, 19 Oktober 2022 di Halaman Gedung Nasional, Kabupaten Belitung,” katanya.
Ia berharap, operasi pasar mampu menjaga stabilitas harga pangan pokok sejalan dengan upaya pengendalian inflasi komoditas VF di Babel.
Dikatakannya, pelaksanaan operasi pasar di Kabupaten Belitung memperoleh dukungan dari Perum Bulog Belitung dan sejumlah distributor utama di Tanjungpandan sebagai tenant dalam kegiatan operasi pasar.
Beberapa bahan pangan pokok yang dijual dalam kegiatan tersebut antara lain beras hingga 1,7 ton, minyak goreng mencapai 2,1 ton liter, dan gula pasir sebanyak 150 kg dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan harga pasar. Inilah yang menarik masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan ini,” ujarnya.
Jika dibandingkan dengan harga pasar pada minggu ke-2 Oktober di Kota Tanjungpandan (data PIHPS https://hargapangan.id/), selisih harga terbesar adalah komoditas beras dengan selisih 7% yang dijual seharga Rp9.400/kg – Rp12.400/kg, disusul komoditas gula pasir dengan selisih 6,9% seharga Rp13.500/kg, sedangkan selisih harga minyak goreng sebesar 6,5% dijual dengan harga Rp13.000/liter – Rp14.000/liter.
Sebelumnya operasi pasar telah dilaksanakan di Kabupaten Belitung Timur, tepatnya di Taman Kreasi, Kecamatan Manggar, Belitung Timur pada tanggal 18 Oktober 2022 yang menjual sembako dan beragam komoditas hortikultura dan perikanan.
Kegiatan operasi pasar murah akan terus dilaksanakan hingga akhir tahun. Selain operasi pasar, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus menggencarkan beragam upaya strategis dalam rangka menahan laju inflasi pangan di Babel diantaranya, penyelenggaraan _High Level Meeting_ (HLM) TPID, intensifikasi lahan pertanian, penanaman aneka hortikultura di lahan perkotaan, subsidi ongkos angkut untuk komoditas sembako, dan perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD) Babel dengan sentra produksi pangan.
Melaui program 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif), Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah dan mitra strategis lainnya mendukung berbagai program ketahanan pangan di seluruh wilayah Babel agar dapat memberikan dampak yang lebih luas untuk mewujudkan kestabilan harga. Dengan demikian, inflasi di Babel diharapkan akan semakin terkendali.
