Naziarto (Kak To), Orang Kampung yang Terpanggil Perjuangkan Masa Depan Babel

by
foto : Mantan Sekretaris Derah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Naziarto (istimewah)

Pangkalpinang – Sejak kasus timah di Bangka Belitung dengan kerugian mencapai Rp300 triliun merebak hingga menjadi pusat perhatian dunia, kondisi kehidupan masyarakat di negeri serumpun sebalai ini mulai terganggu. Itu semua lantaran sektor tambang timah masih menjadi andalan dan sandaran utama kehidupan masyarakat di Babel. Sedangkan sektor lainnya selama ini belum digarap secara serius dan optimal.

Kondisi Babel yang babak belur inilah yang membangkitkan kepedulian dan semangat salah satu tokoh masyarakat, yakni H. Naziarto. Dia merasa terpanggil untuk berbuat dan berjuang. Salah satu perjuangannya adalah berupaya meningkatkan perekonomian yang saat ini tengah terpuruk agar masa depan Babel lebih baik dan sejahtera.

Kiranya sangat logis Naziarto terpanggil untuk memperbaiki nasib masyarakat kecil di kampung-kampung hingga pelosok Babel. Pasalnya, Naziarto sendiri adalah “Orang Kampung” tulen kendati sempat mendapat amanah sebagai pejabat tinggi, yakni Sekda Pemprov Babel sebelum akhirnya memasuki purna tugas sebagai ASN dan Sekda Babel tersebut pada April 2024 lalu.

Naziarto lahir di Desa Kace Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka pada 21 Maret 1964. Dia lahir dari rahim sang ibu Hj. Nafsiah binti H. Idris. Ayahnya adalah H. Suha bin H. Abdurrachman. Sang ayah merupakan seorang PNS golongan rendah yang setiap pulang kerja langsung ke kebun menjadi petani. Naziarto yang akrab disapa Kak To sendiri merupakan anak pertama dari delapan bersaudara.

Naziarto ini sejatinya adalah “Orang Kampung”. Dia lahir dan dibesarkan di Desa Kace. Sehingga denyut kehidupan masyarakat kampung sangat dipahami dan dirasakan secara langsung oleh Naziarto.

Menurut Naziarto, kendati Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa namun pemanfaatannya belum optimal. Sejak 2000 hingga 2024, pertumbuhan ekonomi di Babel selalu stagnan dan bahkan berada pada posisi terendah di antara provinsi-provinsi di Sumatera.

Kini kata Naziarto masyarakat Babel harus bangkit di segala bidang. Tak boleh lagi terlena hanya mengandalkan sektor pertambangan. Sehingga sektor pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan, industri, UMKM, dan pariwisata harus dikembangkan secara optimal.

Naziarto yang berasal dari keluarga petani ini merasakan kini tingkat kesejahteraan petani di Babel masih sangat rendah. Hal ini antara lain dapat dilihat dari nilai tukar petani yang rendah dan belum optimalnya pemasaran produk pertanian. Padahal banyak rakyat Babel yang menjadi petani seperti petani sawit, lada, dan hasil pertanian lainnya.

Begitu pula dengan kalangan peternak. Hal ini ditandai belum optimalnya populasi dan produksi ternak di semua kabupaten/kota. Begitu pula tingkat produksi ternak masih belum memadai. Beternak masih dianggap sebagai usaha sampingan saja.

Untuk itu ke depan nanti kata Naziarto harus segera dilakukan upaya secara terpadu dan berkesinambungan untuk meningkatkan hasil pertanian, perkebunan, peternakan, dan kehutanan. Dengan demikian tingkat kesejahteraan petani dan peternak akan semakin baik di masa depan nanti.

Salah satu fokus Naziarto juga adalah gerakan mengembalikan kejayaan lada Bangka. Berbagai program harus digencarkan. Termasuk memberikan bibit unggul lada kepada para petani, optimalisasi sejumlah balai pertanian dan petugas penyuluh, dan program lainnya dengan melibatkan pihak terkait.

Hal ini penting dilakukan karena negara lain terus memacu produksi dan kualitas lada mereka. Tentu ini akan membuat mereka bakal menguasai pasar dunia menggeser nama besar lada Babel, Muntok White Papper yang terkenal hingga ke manca negara sejak dulu kala.

Begitu pula di sektor kelautan dan perikanan. Saat ini kesejahteraan nelayan di Babel masih jauh dari tingkat sejahtera. Padahal semua orang tahu Kepulauan Bangka Belitung kaya akan sumber daya alam perikanan.

Hal ini juga berkaitan dengan rendahnya produktivitas dan permodalan dalam pengembangan usaha kelautan dan perikanan. Guna meningkatkan kesejahteraan para nelayan sekaligus meningkatkan sektor kelautan dan perikanan tersebut, menurut Naziarto harus dilakukan upaya perbaikan nasib nelayan.

Langkah yang perlu dilakukan kata Naziarto antara lain meningkatkan produksi dan pengelolaan hasil perikanan tangkap. Perikanan tangkap ini masih dapat dikembangkan antara lain di kawasan perairan laut Bangka dan perairan laut Belitung serta kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Laut Cina Selatan.

Khusus sektor perikanan budi daya, dapat dikembangkan budi daya laut, tambak, dan budi daya air tawar. Apalagi kini tingkat konsumsi dan kebutuhan komersil terhadap hasil budi daya ikan darat semakin meningkat.

Tentu masih banyak lagi persoalan dan upaya percepatan pembangunan yang menjadi fokus bagi Naziarto ke depan nanti. Namun Naziarto yakin, dengan dilandasi niat yang baik sebagai putra daerah khususnya sebagai “Orang Kampung”, maka perjuangannya akan didukung semua pihak, khususnya masyarakat Babel.

Naziarto juga menekankan pentingnya kerja sama atau sinergi antara semua pihak termasuk kepala daerah (eksekutif) dan lembaga legislatif. Jika kedua lembaga ini sudah harmonis dan bersinergi, Insya Allah masa depan Babel akan lebih sejahtera dan maju.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.