MERAWANG, DEMOKRASIBABEL.COM – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman sangat mengapresiasi dan mendukung aktivitas Alobi dan PT Timah yang telah membuat kampung reklamasi yang semula merupakan kawasan ekstambang dan sekarang dijadikan kawasan hijau sekaligus sebagai tempat edukasi, Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) yang memelihara serta menyelamatkan satwa liar serta satwa selundupan yang akan diperjualbelikan.
Hal ini dikatakan Gubernur Erzaldi saat melakukan peninjauan lokasi rehab Satwa Animals Lover Bangka Belitung Island (Alobi) Bangka, di Air Jangkang, Merawang, Bangka, Kamis (13/8/20) didampingi oleh Christina Ida Romauli, Kabid Reklamasi dan Pasca Tambang PT Timah; Aziz Abdul Latif, Kepala Seksi Konservasi 3 Balai Konservasi SDA Sumsel; Langka Sani, pengelola dari Alobi.
“Saya tadi kesini untuk melihat aktivitas alobi, komunitas yang aktivitasnya menyelamatkan hewan, dan saya surprise lagi, ternyata alobi ini didukung full oleh PT Timah sekaligus memanfaatkan lahan-lahan reklamasi mereka,” ujarnya.
Gubernur Erzaldi berharap kegiatan reklamasi tidak hanya mengembalikan fungsi kawasan tersebut seperti dahulu, tapi pemberdayaan masyarakatnya juga ikut dipikirkan, serta berharap PT Timah dapat mengembangkan cara ataupun strategi reklamasi lahan.
“Dan saya melihat ekstambang seluas 37 hektar ini sudah sangat representatif dan insyaAllah ini akan dikembangkan lagi kurang lebih 46 hektar, yang memang ekstambang. Kami dari Pemprov. Kepulauan Babel sangat mendukung dan mendorong kegiatan ini sehingga reklamasi yang sebaik ini menjadi legacy PT Timah kepada masyarakat Bangka Belitung,” ujarnya.
Christina Ida Romauli berterima kasih atas kedatangan dan dukungan dari Gubernur Erzaldi terhadap kegiatan di kampung reklamasi ini. Ke depan, dirinya ingin agar reklamasi ini juga bisa melibatkan masyarakat lokal sebagai tenaga kerja dan membuka atau mengelola toko disekitar kampung reklamasi.
Langka Sani mengatakan bahwa kampung reklamasi ini merupakan satu-satunya PPS di sepanjang daerah Sumatera yang menampung satwa yang dilindungi, beberapa diselamatkan dari selundupan dan di sini ada buaya yang berkonflik dengan masyarakat. Dirinya juga mengimbau masyarakat untuk tidak mendekat ke sungai hingga bulan Desember nanti, karena ini merupakan musim bertelur buaya.
Penulis : Lisia Ayu
Foto : Saktio
Editor : Listya