Pangkalpinang, Demokrasibabel.com – Bangkitkan kembali kejayaan lada Babel. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), dan PT. Kelring Berjangka Indonesia (KBI) duduk bersama para petani dan pelaku usaha lada membahas dan diskusi optimalisasi tata niaga lada.
Diskusi santai optimalisasi tata niaga lada yang berlangsung pada Selasa Pagi (30/7) di restoran Jabrix Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah, mengundang para petani lada, koperasi lada, dan para pelaku usaha lada.
Kegiatan yang berujuan untuk membangkitkan kembali kejayaan lada dan mensejahterakan petani lada itu, di bungkus dalam program diskusi antara PT. Kelring Berjangka Indonesia (KBI) bersama dengan pemerintah Provinsi Babel dan stakeholder komoditas lada.
Sekertaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Deki Susanto mengatakan pertemuan santai antara pemerintah daerah, KBI, pelaku usaha dan petani lada serta koperasi lada, untuk membahas tata kelola ekosistem perdagangan lada melalui skema resi gudang dalam upaya menata kembali pengelolaan lada, dengan melibatkan KBI.
Dimana tujuanya tidak lain, untuk mensejahterakan petani dan para pelaku usaha lada sehingga lada Montok White Papper menjadi jaya kembali,dan menjadi kembanggaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan segala kelebihannya.
“Lada kita itu sangat sepecial, kadarnya sangat tinggi rasa pedasnya dan kita tata kembali kejayaan lada Babel ini. KBI berusaha membantu kita, kita diskusikan di sini dengan santai, ” Imbuhnya.
Rencananya, PT. Kliring Berjangka Indonesia (KBI) bersama Pemprov Babel akan menata kembali Tata Kelola Ekosistem Perdagangan Lada Melalui Skema Resi Gudang dalam bentuk pembiyayaan dan pemasaran.
“Pertemuan ini, untuk memberikan masukan kepada kita dan KBI. Agar masukan dan saran kedepanya membawa angin segar buat kita semua yang hadir pada hari ini. KBI berusaha untuk mengajak kita, skema eskosistem perdagangan resi gudang, ” Katanya.
Dimana nantinya skema ekosistem perdagangan lada ini membawa manfaat mulai dari memberikan pembiyaan kepada petani yang tergabung dalam korporasi, kemudian menstabilkan harga karena melihat harga di tingkat nasional dan adanya kepastian harga yang ditetapkan serta memasarkanya.
“Jika melihat pertumbuhan ekonomi Babel pada saat ini yang kurang baik, harga timah mengalami penurunan, namun lada harganya sekarang ini mengalami kenaikan, dari Rp. 120.000 sampai dengan Rp. 125.000/perkilo, ” Ujarnya.
Diamana tujuan dari Ekosistem Perdagangan Lada Melalui Skema Resi Gudang untuk meningkatkan marwah lada dan menggembalikan kejayaan lada, yang tujuan akhirnya untuk kesejahteraan petani dan pelaku usaha lada.
“Kita kembalikan marwah dan kejayaan lada Babel. Lada Babel kita peluangkan sebagai salah satu kilang Babel yaitu lada, sebagai marhwah selain timah. Aapa yang kita kerjakan ini, untuk kebersamaan semua, mensejahterakan petani lada, ” tuturnya.
Sembagai mana di ketahui, Lada Muntok White Papper menjadi kebanggaan bagi masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sebab memiliki keunggulan tingkat kepedasannya yang melebihi standar. Dimana kandungan piperin pada Muntok White Piper mencapai 6 sampai tujuh, di atas standar aturan internasional yang hanya 3,5.
“Penamaanya juga diseusuikan dengan daerah dimana awal mula ditanam ada putih itu ditanam yaitu di Kecamatan Muntok dan Jebus di Kabupaten Bangka Barat. Karena itulah lada putih dari wilayah ini terkenal di dunia dengan julukan Muntok White Pepper, ” Katanya.
Oleh sebab itu, dengan adanya pertemuan ini dirinya berharap agar semua pelaku usaha dan para petani lada dan stakeholder komoditas lada, dapat berukar pikiran untuk mengangkat kembali kejayaan lada dan mensejahterakan kembali para petani dan pelaku usaha.
“KBI telah hadir disini dan siap membantu. Niatnya ingian menata kembali tata niaga lada dan resi gudang, seuai dengan tugas dan fungsi KBI, ya salah satunya pembiyayaan, ” tuturnya.
Pulau Bangka terkenal sebagai daerah penghasil lada putih terbesar di Indonesia, bahkan dunia. Lada putih atau dalam bahasa setempat sahang sejak zaman kolonial Belanda di abad ke 18 menjadi komoditas khas Provinsi Babel.
Sementara itu, perwakilan PT. Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Maulana mengatakan, bahwa pihaknya akan membantu segala kebutuhan petani dan para pelaku usaha untuk mewujudkan perdagangan lada dengan harga pasar yang baik, dan membantu pemasaranya melalui skema resi gudang.
“Yang membedakan resi gudang yang lama dan dengan yang baru. Yang membedakan, kita ada korporasi petani yaitu gabungan para petani. Komoditas petani lada pembiyaaanya satu hari bisa cair, asalkan dokumenya lengkap. Di resi gudang sebagai stok, semakin banyak penyimpan dan harga tinggi bisa di jual,” katanya.
Di pihak Koperasi Lada Babel Andi menilai, banyak keuntung dan segudang manfaat, jika petani lada bekerjasama dengan resi gudang, mulai dari di jamin kemanananya, sampai pada biaya pinjaman serta harga jual menikuti harga pasar global.
Walau begitu, Dia menyarakan perlunya sosialisasi terus-menerus mengenai resi gudang lada, sebab hingga saat ini minat petani masih kurang terhadap program resi gudang ini.