Akademisi Ariandi Zulkarnain Pastikan Netral dan Bukan Simpatisan Calon Manapun

by

Pangkalpinang, Demokrasibabel – Baru-baru ini analisis berita akademisi Ariandi Zulkarnain ramai diperbincangkan karena dianggap judul dalam pemberitaan tersebut cukup politis dimaknai dalam momentum pilkada kali ini.

Menurut Dia, analisis berita tersebut merupakan analisis lama yang terbit pada Juli 2024 melalui media lokal online kemudian beredar luas (bahkan direpost).

“Berita yang baru-baru ini terbit dan diperbanyak oleh beberapa media tersebut merupakan analisis lama menanggapi posisi petahana dalam ruang konstestasi dan posisi pada saat itu konfigurasi politik belum terbentuk (belum ada paslon yang mendaftar sama sekali) atau calon masih abu-abu pada bulan juli yang lalu,” katanya.

Kemudian paska pelaksanaan debat pertama yang lalu, muncul pemberitaan yang ramai dan beredar luas di berbagai media, bahwa pemberitaan tersebut mengarah pada statement politis yang kemudian dimunculkan pada judul berita.

“Dalam dunia akademisi analisis keilmuan merupakan kemerdekaan berfikir dan independensi yang tidak lepas dari tanggung jawab moral dan keilmuan. Namun ada beberapa hal yang perlu saya tekankan pada kesempatan kali ini,” ujarnya.

Beberapa hal tersebut kata Dia, yaitu Pertama, sebelum tahapan pilkada berlangsung Dirinya beberapa kali diminta menganalisis dan menyampaikan pandangan pribadinya. Salah satunya adalah pemberitaan yang bergulir saat ini, isi berita dan judul berita adalah dua hal yang perlu dipahami secara utuh.

“Judul berita sepenuhnya diluar dari kepentingan saya, karena judul berita memang keperluan media yang memberitakan,” katanya.

Yang perlu dipahami kata Dia, adalah isi berita tersebut tidak spesifik menyampaikan bahwa pasangan salah satu paslon adalah pasangan yang terkuat secara dalam kontestasi dan judul-judul lain yang beredar (judul menjadi dikapitalisasi), isi analisis tersebut melainkan analisis terkait kehadiran petahana dalam ruang kontestasi pada saat itu di bulan juli 2024 (sebelum tahapan pendaftaran pilkada berlangsung), sehingga penting bagi Dirinya untuk menjelaskan hal ini agar pemberitaan analisis tersebut tidak dimaknai secara politis atau dianggap membangun opini publik terhadap salah satu paslon dan Dirinya bukan merupakan partisan dari paslon manapun.

“Hal ini yang perlu saya tekankan bahwa saya tidak merupakan partisan dari paslon manapun baik erzaldi maupun hidayat arsani,” katanya.

Jadi kesimpulannya, kata Dia, berita tersebut adalah analisis lama yang dipublish kembali dalam moment yang berbeda, yakni sudah dalam suasana kampanye paslon.

“Secara keilmuan saya perlu bertanggung jawab atas analisis tersebut agar tidak digunakan dalam konteks kepentingan yang lebih politis,” ujarnya.

Kedua, Dirinya telah menyampaikan kepada pihak media (wartawan) yang mempublish berita tersebut pertama kali agar berita tersebut dapat ditakedown dan judul pemberitaan tidak digunakan untuk kepentingan politis dalam kontestasi pilkada kali ini.

“Selain itu terdapat beberapa media yang memposting ulang pemberitaan tersebut dan disebarkan ke group pesan (whatsapp) tanpa meminta izin atau tanpa sepengetahuan saya dan masih ada beberapa media yang belum saya ketahui,” katanya.

“Untuk menjaga kondusivitas pilkada di Bangka Belitung tentu saya perlu menjelaskan hal ini dengan seterang-terangnya, agar tidak terjadi dis informasi,” ungkapnya.

Ketiga, Dirinya merupakan Tim perumus debat di KPU Provinsi Bangka Belitung dalam rangkaian dan tahapan debat paslon.

“Sehingga perlu saya jelaskan bahwa saya menjaga netralitas dan integritas dalam penyelenggaraan pemilu dan saya perlu sampaikan bahwa tidak ada korelasi pemberitaan tersebut dengan profesionalitas saya sebagai akademisi yang netral dan tidak memihak,” katanya.

Menurutnya, tentu hal ini juga penting agar marwah serta integritas KPU Kepulauan Bangka Belitung sebagai penyelenggara dapat terjaga.

Keempat, ungkap Dia, pihak media yang mempublikasikan berita tersebut sudah dikonfirmasi dan berkenan menarik berita, apabila masih beredar dan masih bergulir maka hal tersebut diluar tanggung jawabnya dan menjadi hal illegal.

“Karena jika mengacu pada nama situs-situs berita tersebut mayoritas saya tidak pernah dikonfirmasi terkait isi pemberitaan dan judul sehingga perlu untuk saya menjaga nama baik saya,” katanya.

Ia berharap tidak ada yang dirugikan dalam konteks pelaksanaan demokrasi lokal di Bangka Belitung.

“Sejak pelaksanaan tahapan kampanye pilkada saya bahkan belum pernah menganalisis berita terkait paslon. Selama proses kampanye hingga pungut hitung saya tidak menganalisis apapun terkait paslon,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.