Pangkalpinang, Demokrasibabel.com – Co-Firing PLTU Air Anyir Bangka telah menggunakan bahan bakar biomassa woodchips untuk pembangkit dalam rangka menuju Bangka Belitung green energy.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Bangka Belitung, Amris Adnan, Selasa, mengatakan perjalanan co-firing PLTU Air Anyir ini dimulai pada 20 April 2021 dengan pelaksanaan uji coba menggunakan bahan bakar biomassa woodchips dengan komposisi sebesar 5 persen.
“Pelaksanaan uji coba ini melibatkan PLN Puslitbang dan PJB sebagai asset manager PLTU Air Anyir. Hasil pengujian menyatakan penggunaan woodchips sebagai bahan bakar biomassa dapat diterapkan,” katanya.
Dikatakannya, implementasi co-firing PLTU Air Anyir ini dalam rangka mendukung green energy untuk menghasilkan kwh green dan mendukung target bauran energi nasional tahun 2025 sebesar 23 persen.
“Dengan co-firing PLTU Air Anyir ini juga mendukung program Environment & Sosial Government (ESG) dan dekarbonisasi–Net Zero 2060 dengan penurunan karbon CO2 yang ditetapkan oleh PLN Pusat. Alhamdulillah, hari ini PLN UIW Bangka Belitung bisa melakukan Go Live Implementasi komersialisasi co-firing PLTU Air Anyir,” ujarnya.
Ia mengatakan, perjalanan menuju Go Live co-firing dalam penyediaan woodchips sebagai bahan bakar biomassa, dihadapi dengan ketersediaan dan keterbatasan kayu yang akan dijadikan woodchips. Untuk itu, upaya pendekatan ke stakeholder menjadi kunci dalam proses penyediaan bahan bakar biomassa tersebut.
“Woodchips ini didapatkan dari proses kayu yang dicacah dengan ukuran tertentu yang akan dicampur dengan batubara dan digunakan sebagai bahan bakar PLTU,” katanya.
Ia mengungkapkan, kayu yang digunakan untuk dijadikan woodchips didapat dari hutan-hutan produksi atau lahan masyarakat yang telah mendapatkan izin penggunaan dari pihak yang berwenang.
“Dengan konsep penanaman kembali areal hutan yang sudah diproduksi oleh pemasok, diharapkan kesinambungan ketersediaan woodchips dapat berjalan dengan baik,” katanya.
Ia berharap dengan adanya program cofiring PLTU berbahan bakar woodchips ini dapat menciptakan pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitar PLTU Air Anyir dan Bangka secara umum, karena kayu-kayu yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar campuran batubara di PLTU Air Anyir.
“Pada kesempatan yang baik ini kami meminta dukungan kepada Bupati Bangka beserta Forkominda Kabupaten Bangka untuk bersama-sama menyukseskan program pemerintah dalam mencapai bauran energi nasional,” ujarnya.
Manager Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Bangka Belitung, Umar Farouk Andi Saputro mengatakan program cofiring ini merupakan bentuk upaya dalam mendukung target bauran energi nasional untuk energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025.
“Cofiring ini merupakan suatu quick win untuk percepatan penggunaan energi hijau tanpa biaya investasi tinggi serta pemanfaatan sumber energi lokal sekitar wilayah PLTU,” katanya.
Ia mengatakan, dalam perjalanan cofiring, PLTU Air Anyir Bangka telah melaksanakan uji coba cofiring menggunakan woodchip 5 persen untuk campuran batubara pada 19-20 April 2021 dengan beban 25 MW gross dan menggunakan 36 ton biomassa woodchip.
Dari hasil laporan PLN Puslitbang, hasil pembakaran cofiring woodchip 5 persen di PLTU Air Anyir dapat mengurangi emisi NOx sebanyak 15 ppm dan mengurang emisi SOx sebanyak 65.8 ppm serta secara operasional pembangkit tidak ada pengaruh signifikan terhadap parameter operasi, unit PLTU Air Anyir dapat beroperasi dengan normal.
“Pada bulan Juni 2022 kami juga telah berkontrak selama 1 tahun dengan pemasok woodchip dengan volume total sebanyak 15.000 ton. Pengiriman woodchip ke PLTU Air Anyir dimulai pada bulan Agustus 2022 sehingga pada bulan September 2022 saat ini kami siap melaksanakan Go Live komersialisasi Cofiring di PLTU Air Anyir Bangka menggunakan woodchip,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, PLTU Air Anyir Bangka memiliki kapasitas daya terpasang sebesar 2 x 30 MW dengan tipe boiler CFB. Rata-rata produksi tahunan PLTU Air Anyir mencapai 354.391 MWh per tahun dan pemakaian Batubara mencapai 365.933 ton per tahun.
“Dengan implementasi cofiring 5 persen maka PLTU Air Anyir Bangka berpotensi mengkonsumsi 18.297 ton biomassa atau woodchip per tahun atau 1.500 ton per bulan,” ujarnya.
Dikatakannya, Cofiring di PLTU Air Anyir menggunakan biomassa woodchip dengan sumber energi lokal kayu dari hutan produksi atau lahan masyarakat di Pulau Bangka, dengan nilai kalor woodchip oebih kurang 4000 kcal/kg.
Produksi woodchip, kata Dia, disediakan oleh penyedia yang bekerjasama dengan pemberdayaan petani dan warga sekitar dan didukung dengan program penanaman kembali sehingga tercipta siklus pasok biomassa yang berkelanjutan.
“Program cofiring PLTU Air Anyir Bangka dapat sukses dilaksanakan berkat dukungan dari semua pihak. Kami ucapkan terimakasih kepada pemerintah Kabupaten bangka, masyarakat Bangka, para petani, manajemen PLN dan semua pihak atas dukungan dan bantuan yang diberikan,” katanya.
Sementara Wakil Bupati Bangka, Syahbudin menyambut baik program cofiring yang dilaksanakan PLTU Air Anyir Bangka dalam rangka menciptakan green energy.
“Dengan adanya cofiring penggunaan woodchip dapat memanfaat kayu-kayu sisa dari panglong kayu. Selain itu dengan adanya woodchip ini dapat memberikan nilai tambah kepada masyarakat dan penggunaan batu baru dapat hemat,” katanya.
Dikatakanya, program cofiring inj juga sangat bermanfaat karena dapat memberikan nilai ekonomis kepada masyarakat, karena selama ini banyak kayu sisa yang terbuang dan dibakar.