SUNGAILIAT, DEMOKRASIBABEL.COM – Terkait turunnya harga ubi/singkong dari penggelolah pabrik yang dikeluhkan para Kelompok Tani KSR Kecamatan Puding Besar beberapa waktu lalu di Sekretariat DPRD Bangka, diharapkan dapat dimaklumi karena banyaknya pasokan bahan tersebut.
“Yang namanya pangsa pasar, ketika banyaknya permintaan otomatis harga juga akan menaik. Demikian pula kalau banyak penawaran otomatis juga harga akan turun dan itu sudah merupakan hukum pasar,” kata Bupati Bangka,Mulkan SH,MH saat selesai membuka pemilihan Duta Generasi Berencana (Genre) digedung Dharma Wanita Sungailiat, Rabu (12/08).
Menurutnya, mungkin dengan kondisi kapasitas pabrik hanya sedikit, sehingga jumlah penawaran nya cukup banyak. Apalagi hanya ada 3 pabrik tapioka yang mengelolah ubi/singkong diwilayah Kabupaten Bangka ini. Diantaranya PT BAA di Kecamatan Sungailiat, PT MBA di Kecamatan Riausilip dan PT SBP di Kecamatan Puding Besar.
“Mungkin dengan kapasitas pabrik yang sedemikian, sehingga produksi ubi/singkong masyarakat cukup lah banyak dan tidak semua produksi ubi/singkong bisa tertampung. Apalagi masyarakat petani tersebut mengejar moment baik ataupun mengarah angin, sehingga mereka berlomba-lomba mengembangkan sektor komoditi tersebut,” ujarnya.
Selain itu, dengan banyaknya penawaran dari permintaan tersebut,sehingga adanya suatu pembatasan dari kapasitas pabrik. Dan bisa juga pabrik akan menjadi over kapasitas produksi.
“Apalagi ubi/singkong mempunyai rentan dalam waktu yang sangat pendek. Dan paling bertahan dalam waktu kurang lebih 3 hari harus siap diproduksikan. Nah’ dengan rentan waktu tersebut, tidaklah mungkin pabrik akan menumpukkan dengan kapasitas bahan baku yang banyak pula,” tuturnya.
Disinggungkan terkait kritikan Anggota DPRD Bangka terhadap Pemkab Bangka, itu semua hanya suatu penilaian dinamika saja. Dan Pemkab Bangka sampai saat ini tidak ada kata yang tidak fokus dengan sektor pertanian. Bahkan untuk transformasi dari pertambangan, Pemkab Bangka sudah mempersiapkan seperti perkebunan,pertanian,perikanan dan kepariwisataan.
“Sebelumnya juga, Kita mengikuti inovasi yakni Abang Timah untuk Bu Disa (Budidaya Padi Sawah) dilahan eks tambang. Bu Disa itu salah satu bentuk fokus terhadap pertanian,terutama pada ketahanan pangan. Bahkan dengan pertanian lainnya juga Kita berikan bantuan seperti pembibitan dan sebagainya,” ungkapnya.
Dikatakannya, dengan kritikan Anggota DPRD Bangka itu merupakan koreksi bagi Kami, supaya Pemkab Bangka tidak melupakan sektor pertanian tersebut. Dan itu sangatlah baik sehingga memberi masukan serta tidak ada permasalahan bagi Pemkab Bangka.
“Kita seharusnya bersama-sama mengalakkan pertanian di Kabupaten Bangka ini, karena bukan hanya tugas Kepala Daerah saja, tetapi juga DPRD. Karena Pemerintah Daerah itu terdiri dari Bupati dan juga DPRD nya,” pungkas Bupati Mulkan. (Suyanto)